Penderitaan Kata ini terkadang digunakan dalam arti sempit sakit fisik, tetapi lebih sering merujuk kepada rasa sakit dalam arti luas, yaitu untuk setiap emosi, perasaan tidak menyenangkan atau sensasi. Kata Rasa sakit biasanya merujuk ke sakit fisik, tetapi juga merupakan sinonim umum penderitaan. Rasa sakit kata-kata dan penderitaan sering digunakan baik bersama-sama dalam cara yang berbeda. Misalnya, mereka dapat digunakan sebagai sinonim dipertukarkan. Atau mereka dapat digunakan dalam 'bertentangan' satu sama lain, seperti dalam "rasa sakit fisik, penderitaan mental", atau "sakit tidak bisa dihindari, Penderitaan itu pilihan". Atau mereka dapat digunakan untuk mendefinisikan satu sama lain, seperti dalam "rasa sakit adalah penderitaan fisik", atau "penderitaan adalah rasa sakit fisik atau mental yang berat".
Penderitaan, adalah suatu dasar individu afektif pengalaman yang tidak menyenangkan dan keengganan terkait dengan bahaya atau ancaman bahaya. Ini bisa masuk dalam semua derajat intensitas, dari ringan sampai tak tertahankan. Faktor durasi dan frekuensi kejadian biasanya senyawa yang intensitas. Selain faktor-faktor seperti, sikap masyarakat terhadap penderitaan dapat mempertimbangkan berapa banyak itu, menurut mereka, dihindarkan atau tidak dapat dihindari, berguna atau tidak berguna, pantas atau tidak patut.
Penderitaan umumnya terjadi dalam kehidupan mahluk makhluk, dalam tata krama beragam, dan sering dramatis. Akibatnya, banyak bidang aktivitas manusia yang bersangkutan, dari titik pandang mereka sendiri, dengan beberapa aspek penderitaan. Aspek ini dapat mencakup sifat penderitaan, proses, asal-usul dan sebab, arti dan makna, perilaku yang terkait pribadi, sosial, dan budaya, obat, manajemen, dan menggunakan.
Kualifikasi, seperti mental, emosional, psikologis, dan spiritual, sering digunakan untuk merujuk ke beberapa jenis rasa sakit atau penderitaan Secara khusus, sakit mental (atau penderitaan) dapat digunakan dalam hubungan dengan nyeri fisik (atau penderitaan) untuk membedakan antara dua kategori luas sakit atau penderitaan. Sebuah peringatan pertama tentang perbedaan tersebut adalah bahwa menggunakan sakit fisik dalam arti yang biasanya mencakup tidak hanya 'khas sensorik' pengalaman fisik rasa sakit tetapi juga pengalaman tubuh lainnya yang tidak menyenangkan seperti gatal-gatal atau mual. Sebuah peringatan kedua adalah bahwa istilah fisik atau mental tidak boleh diambil terlalu harfiah: rasa sakit fisik atau penderitaan, sebagai kenyataannya, terjadi melalui pikiran sadar dan melibatkan aspek emosional, sedangkan rasa sakit mental atau penderitaan yang terjadi melalui fisik dan otak, menjadi seorang emosi, meliputi aspek fisiologis penting.
Hakekat Penderitaan :
Dikotomis : tidak ada penderitaan bila tidak ada kebahagiaan dan juga tidak ada kebahagiaa tanpa didahului dengan penderitaan.
Universal : Bahwa setiap individu mengenal dan mengerti arti penderitaan. setiap orang bahkan makhluk hidup pasti pernah merasakan penderitaan. berat ringannya dipersepsi secara individual.
Dikotomis : tidak ada penderitaan bila tidak ada kebahagiaan dan juga tidak ada kebahagiaa tanpa didahului dengan penderitaan.
Universal : Bahwa setiap individu mengenal dan mengerti arti penderitaan. setiap orang bahkan makhluk hidup pasti pernah merasakan penderitaan. berat ringannya dipersepsi secara individual.
Kontradiktif :
Jasmani-Rohani
- Penderitaan seseorang-untuk kebahagiaan orang lain
- Penderitaan dunia - kebahagiaan di akherat
Sumber Penderitaan :
1. Dari Tuhan sang pencipta : Takdir dan alam semesta
2. Dari lingkungan manusa
3. masyarakat : perang
4. pribadi : pencurian
5. ciptaan manusia -> pengeboran minyak bencana
Macam penderitaan :
1. fisik : bencana alam, kesehatan, dll
2. mental : kecewa, tertekan
Menghilangkan penderitaan :
1. antisipasi
2. mencairkan makna : diterima sebagai suatu hiikmah
3. menolak kenyataan
Siksaan
Apabila berbicara tentang siksaan, terbayang di benak kita sesuatu yang sangat mengerikan, bahkan mendirikan bulu kuduk kita. Di dalam benak kita, terbayang seseorang yang tinggi besar, kokoh kuat dan dengan muka yang seram sedang memegang cemeti yang siap mencambukkan tubuh orang yang akan disiksa; atau ia memegang tang dan siap mencopot kuku-kuku orang yang disiksa. Mungkin juga si penyiksa sedang merokok dan bermaksud untuk menyulut sekujur tubuh orang yang sedang disiksa. Semua itu dengan maksud agar orang yang disiksa itu memenuhi permintaan penyiksa atau sebagai perbuatan balas dendam.
Siksaan semacam itu banyak terjadi dan banyak dibaca di berbagai media massa. Bahkan kadang-kadang ditulis di halaman pertama dengan judul huruf besar, dan disertai gambar si korban.
Siksaan manusia juga menimbulkan kreativitas bagi orang yang pernah mengalami siksaan atau orang lain yang berjiwa seni yang menyaksikan langsung atau tak langsung. Hal itu terbukti dengan banyaknya tulisan, baik berupa berita, cerpen ataupun novel yang megisahkan siksaan. Dengan membaca hasil seni yang berupa siksaan, kita akan dapat mengambil hikmahnya. Karena kita dapat menilai arti manusia, harga diri, kejujuran, kesabaran, dan ketakwaan, tetapi juga hati yang telah dikuasai nafsu setan, kesadisan, tidak mengenal perikemanusiaan, dan sebagainya.
Kita dapat menilai diri kita sendiri, di mana kita berdiri, di mana kita berpihak, dan sejauh mana ketakwaan kita.
Contoh Penderitaan
Penderitaan Dede Koswara atau si "Manusia Kutil"
Sering kita mendengarkan sebuah kalimat nasehat yaitu ” harta yang paling berharga dari diri manusia adalah kesehatan” mungkin hal tersebut tidak terlalu berlebihan mengingat kesehatan merupakan karunia tersendiri dari Illahi yang harus kita syukuri dengan cara menjaganya. Tidak terbayang bagaimana berat menjalani hidup bagi seorang Dede Koswara yang oleh media massa asing dijuluki sebagai “Tree Man” namun mungkin di Indonesia dikenal dengan manusia kutil.
Betapa tidak hampir sekujur badannya ditumbuhi kutil yang sangat ganas, bahkan di beberapa bagian seperti tangan dan kaki kondisinya sungguh membuat miris hati kita yang melihatnya.
Tidak kurang berbagai ikhtiar dan usaha keras telah dilakukan mengatasi hal tersebut, sebenarnya kutil adalah hal yang tidak terlalu asing ditelinga kita, mungkin beberapa diantara kita pernah ditumbuhi kutil di salah satu bagian tubuhnya. Namun Lain halnya dengan Dede Koswara, kutil yang disebabkan oleh HPV (Human Papiloma Virus) ini hilang tumbuh silih berganti. Tidak kurang beberapa kali dilakukan operasi untuk mengurangi kutil dari tubuhnya namun selalu saja muncul baru dengan ukuran yang tidak kalah besar. Sumber yang dikutip ruanghati.com dari harian Pikiran Rakyat dan Telegraph mengatakan dalam tubuh Dede memiliki kelainan bawaan sehingga tumbuhnya kutil tadi sangat cepat dan tidak wajar dalam tahun ini saja (2009) Dede sempat menjalani sejumlah operasi pada bulan Februari dan Agustus di RSHS Bandung, namun operasi tersebut tidak banyak membantunya karena tidak lama kutil baru muncul kembali.
Sejauh ini Virus HPV yang ada dalam tubuh Dede tidak menular pada kerabat dan keluarga dekatnya. Dede tidak patah semangat dan menyerah, pengobatan berikutnya masih akan dia jalani. Sebagai manusia memang kita wajib berusaha walau terkadang hasil yang kita harapkan belum menunjukan hasil yang signifikan. Namun itulah perjuangan hidup. Karena bisa jadi semua ini juga merupakan ujian ketabahan dan keikhlasan kita dalam menerima cobaan dari Yang Maha Kuasa. Kita mungkin sempat mengetahui bagaimana penderitaan nabi Allah Ayub AS yang menderita sakit yang berkepanjangan hingga kondisi penyakit yang beliau derita membuat orang-orang terdekatnya berpaling darinya. Namun beliau dengan tawakal dan sabar menjalani itu semua.
Sabar ya Kang Dede, percayalah Allah tidak akan memberikan ujian diluar batas kemampuan hambanya. Kami turut berdoa untuk kesembuhan dan memohonkan pada Allah agar selalu diberikan kesabaran serta kebesaran hati dalam menerima semua ini.
Sumber:
http://fadliyanur.multiply.com/journal/item/25
www.rezaalf.co.cc
wikipedia
0 komentar:
Posting Komentar